Belajar dari keledai
Satu hari, keledai punya seseorang petani jatuh ke sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan sepanjang berjam-jam, sesaat si petani pikirkan apa yang perlu dikerjakannya.
Pada akhirnya, Ia mengambil keputusan bahwa hewan itu telah tua serta sumur juga butuh ditimbun/ditutup, lantaran beresiko, jadi tak ada gunanya untuk membantu si keledai. Serta ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop serta mulai menyekop tanah ke sumur.
Pada awalnya, saat si keledai mengerti apa yang tengah berlangsung, ia menangis penuh kengerian. Namun lalu, kebanyakan orang takjub, lantaran si keledai jadi diam. Sesudah sebagian sekop tanah lagi dituangkan ke sumur, si petani lihat ke sumur serta tercengang lantaran apa yang dilihatnya.
Meskipun punggungnya selalu ditimpa oleh bersekop-sekop tanah serta kotoran, si keledai lakukan suatu hal yang mengagumkan. Ia mengguncang- guncangkan tubuhnya supaya tanah yang menerpa punggungnya turun ke bawah, lantas menaiki tanah itu.
Sesaat tetangga-tetangga si petani selalu menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai selalu juga menguncangkan tubuhnya serta mengambil langkah naik. Selekasnya saja, kebanyakan orang kagum saat si keledai meloncati pinggir sumur serta melarikan diri!
Kehidupan selalu saja menuangkan tanah serta kotoran kepadamu, semua jenis tanah serta kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur' (rasa sedih, permasalahan, dsb) yaitu dengan menguncangkan semua tanah serta kotoran dari diri kita (pikiran serta hati kita) serta mengambil langkah naik dari 'sumur' dengan memakai beberapa hal itu juga sebagai pijakan.
Tiap-tiap beberapa masalah kita adalah satu batu pijakan untuk mengambil langkah. Kita bisa keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan selalu berjuang, janganlah pernah menyerah!
Minggu, 23 November 2014
artikel